Lantaran Terpaksa Mencuri Demi Hidupi Sang Buah Hati, Kisah Angga Mengundang Perhatian Yayasan Wijaya Peduli Bangsa

Lantaran Terpaksa Mencuri Demi Hidupi Sang Buah Hati, Kisah Angga Mengundang Perhatian Yayasan Wijaya Peduli Bangsa
Ketua Umum Yayasan Wijaya Bangsa, Eddy Wijaya didampingi Febrina saat mengunjungi keluarga Angga. (Foto: Istimewa)


LAMPUNG - Seorang warga Kabupaten Pringsewu, Lampung, Angga Fitrianto yang berprofesi sebagai supir tidak tetap terjerat kasus pencurian. 

Bermula dari faktor himpitan ekonomi, sehingga ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Angga kemudian gelap mata dan mencuri sebuah sepeda.

Kasus pencurian tersebut kemudian dilaporkan korban ke Mapolsek Pringsewu. Petugas kepolisian kemudian menangkap Angga pada 27 Februari 2024. 

Lantas untuk mempertanggung jawabkan atas perbuatannya, Angga dijerat  pasal 363 ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.

Diketahui, Angga adalah tulang punggung keluarga dengan tanggungan empat orang anak. Sehingga, dengan ditahannya Angga, praktis empat orang anaknya terlantar dan diurus oleh nenek mereka.

Bahkan ibunda Angga kemudian membuat video kondisi anak-anak Angga yang kemudian menjadi viral. Terlebih selama menjalani proses hukum, Angga tidak didampingi penasehat hukum. 

Dalam video tersebut, ibunda Angga memohon agar putranya itu dibebaskan karena merupakan tulang punggung keluarga.

Video itu pun viral kemudian mengundang perhatian Febrina, salah satu Ketua Yayasan Wijaya Peduli Bangsa yang juga merupakan putri daerah Pringsewu, Lampung.

Febrina kemudian menghubungi Eddy Wijaya, Ketua Umum Yayasan Wijaya Peduli Bangsa dan membahas terkait bantuan bagi keluarga Angga. Setelah itu, dirinya menghubungi keluarga Angga.

"Saya kemudian berkomunikasi dengan kerabat Angga. Saya melihat kasus ini berdasarkan aspek kemanusiaan. Melihat empat orang anaknya saya merasa miris. Alasan Angga melakukan pencurian juga karena himpitan ekonomi dan tidak ada rekam jejak kriminal sebelumnya. Selama ini Angga belum memiliki penasehat hukum," ujar Febrina kepada wartawan, Selasa (30/04/2024).

Meskipun Angga telah membuat Surat Perdamaian dengan korban, namun proses hukum tetap berlanjut karena kejahatan yang dilakukan Angga bukan merupakan delik aduan. 

Surat perdamaian tersebut belum dapat membebaskan Angga dari tuntutan pidana yang dilakukannya. 

Selain itu, berkas perkara Angga dinyatakan lengkap dan sudah masuk ke Kejaksaan Negeri Pringsewu.

Yayasan Wijaya Peduli Bangsa tanpa kenal lelah terus berupaya agar Angga dapat bebas dan mencari nafkah demi keempat anaknya. 

Maka dari itu, Ketua Umum Yayasan Wijaya Bangsa, Eddy Wijaya terus memantau perkembangan kasus tersebut dan akan melakukan upaya restorative justice.*(Za)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama